UNTUK LEBIH BAIK

Selasa, 07 Februari 2012

Pesan-pesanku Jika Aku Mati

Bismillahir rahmanir rahiem,
Keluargaku yang kusayangi,
Aku tidak tahu kapan Sang Pemilik jiwaku ini memanggilku.
Namun demikian rasa khawatirku untuk tidak meninggalkan kesusahan dan keburukan
sepeninggalku, telah mendorongku untuk berwasiat kepadamu sekalian.
Hendaklah kamu sekalian tidak bersedih hati dengan apa saja yang luput darimu dan tidak pula
meratapi apa2 yang telah ditakdirkan Allah (swt) agar menjadi bagian dari kisah kehidupan di dunia
ini. Kematianku tidaklah berbeda dengan kematian manusia lainnya. Yang demikian adalah karena
setiap yang bernyawa pasti akan mati. [1]
Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku tidak dapat memberi jaminan hidup atas hidupku sendiri
sebagaimana aku tidak dapat memastikan apa yang dapat kita lakukan esok hari dari rencana2 kita.
Yang demikian adalah karena kita adalah hamba2 Allah yang tidak memiliki sedikitpun kekuasaan
dan kemampuan kecuali sekedar apa yang diberikan-Nya yang sesuai dengan kehendak dan
rencana-Nya.
Jika aku mati, hendaknya kamu sekalian tidak panik. Kematian adalah perkara biasa yang orang lain
juga menghadapinya. Uruslah jenazahku dengan kemampuan terbaik kalian. Jika aku sempat mandi
sebelum aku mati, maka hendaklah tidak seorangpun yang mengulanginya. Kewajiban kalian
adalah menutupi bagian2-ku yang masih terbuka dengan kain (kafan). Jika tidak, maka mandikan
dan bersihkanlah bagian2 yang penting sebelum kalian mengkafaniku sehingga aku layak untuk
menghadap Allah (swt).
Jika hanya seorang dari kalian yang ada di sisiku pada saat kematianku, hendaklah kamu
memberitahu tetangga terdekat yang sekiranya mereka dapat membantu menguruskan jenazahku
atau mereka memberitahu orang lain yang layak untuk memandikan dan mengkafankan jenazahku.
Untuk hal ini, hendaklah mereka termasuk orang2 yang amanah yang dapat menjaga aurat dan
aibku dengan baik.
Di bumi mana aku mati, maka tempat yang paling layak dan paling baik bagi jenazahku adalah
tanah perkuburan yang terdekat dengan tempat kematianku. Yang demikian lebih aku sukai agar
tempatku termasuk hal2 yang akan dapat memberi kesaksian tentang apa yang telah aku kerjakan
buat agama ini. Oleh karena itu, janganlah se-kali2 kalian mencoba mengangkut atau membawa
jenazahku lebih jauh dari tempat itu.
Dan jangan biarkan jenazahku menunggu. Jangan pula seorang dari kalian, orangtua, sanak famili,
sahabat, handai tolan dan kawan2 baikku dijadikan alasan untuk menunda jenazahku masuk liang
lahat. Selain perkara ini tidak membebani mereka yang mengurus jenazahku, hal itu juga lebih baik
bagi mereka yang datang kemudian.
Jika yang datang kemudian adalah dari golongan orang2 yang sholeh, maka sudah tentu mereka
akan tahu cara menolongku dengan pertolongan ghaib. Sebaliknya, jika yang datang kemudian
adalah orang2 yang belum sempurna agamanya, maka hal itu tidak akan menambah kesalahan dan
dosa mereka. [2]
Tahanlah lisan kalian dalam mengekspresikan rasa bela sungkawa atau duka cita kalian. Meskipun
aku rela kamu mencurahkan air matamu, tetapi janganlah se-kali2 kamu meratap atau mengeluarkan
kata2 kesedihan. Yang demikian adalah karena selain hal itu akan menyusahkanku di kubur, hal itu
juga akan menjadi dosa bagimu.
Berserah dirilah kepada Allah (swt) tidak saja dalam urusan rezekimu, tetapi juga dalam semua
aspek kehidupanmu. Yakinlah dengan keyakinan yang bulat bahwa Allah (swt) maha cermat dalam
mengurus semua makhluk-Nya. Dia mustahil ceroboh sebagaimana Dia mustahil berbuat zhalim
kepada ciptaan-Nya sendiri. Karena itu, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat
[4].
Tidak ada warisan terbaik yang dapat aku tinggalkan kepada kalian selain aku telah berusaha
dengan segala daya agar kalian terbiasa berada di jalan Allah. Dan meskipun aku seringkali gagal
dalam memberi kalian warisan akhlak yang agung sebagaimana akhlak Rasulullah (saw), tetapi
paling tidak kalian telah mengetahui bagaimana cara menghadirkannya jika kalian mau. Dan
sekiranya ada benda2 yang aku tinggalkan pada kalian, maka orang terbaik diantara kalian adalah
dia yang paling tidak memerlukannya.
Keluarga-ku, jika kelak kalian merindukanku, maka pasti dan pasti kalian akan menjumpaiku di
akhirat hanya jika Allah (swt) ridho kepada kalian. Yang demikian adalah jika aku tercampak ke
dalam neraka, maka sebagai ahli surga kalian dapat dengan mudah menziarahiku [5]. Sebaliknya,
jika dengan rahmat-Nya, Allah (swt) memasukkanku sebagai salah seorang ahli surga, maka
sesungguhnya tiada halangan apapun antara sesama ahli surga untuk saling menziarahinya.
Dan jika datang kepadamu orang2 agar kalian mengikuti cara hidup lain selain yang telah diajarkan
oleh Rasulullah (saw), maka kuatkanlah keyakinan kalian dan gigitlah erat2 agama (Islam) ini
dengan gerahammu dan katakan dengan tegas dan tekad yang bulat, "Tidak, bahkan (kami
mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia dari golongan orang musyrik." [6]
La ilaha illallah Muhammadur rasulullah. Subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illallah wallahu
akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil azhim. Subhanallah.
Catatan kaki:
[1] Tiap2 yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Qs
al Ankabut 29:57)
[2] Termasuk di dalamnya adalah dengan melakukan sholatul ghaib dan membicarakan kebaikan2 mayyit.
[3] Termasuk di dalamnya adalah orang2 yang lemah batin saat melihat mayyit sehingga melakukan hal2
yang tidak syar'i seumpama meratap dlsb.
[4] Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang2 yang sabar. (Qs al Baqarah 2:153)
Dan mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang2 yang khusyuk. (Qs al Baqarah 2:45)
[5] Dan penghuni2 surga berseru kepada penghuni2 neraka (dengan menziarahi mereka sambil
mengatakan), "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami
menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang
Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab, "Betul." (Qs al A'raf
7:44)
[6] Dan mereka berkata, "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk." Katakanlah, "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan
bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik." (Qs al Baqarah 2:135)
Sumber tulisan oleh : Subhan ibn Abdullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar